Analisis Semiotika tentang Perbandingan Representasi Disabilitas dalam Film Miracle in Cell Nomor 7
DOI:
https://doi.org/10.59895/deliberatio.v5i2.788Kata Kunci:
Representasi, Disabilitas, Adaptasi Budaya, SemiotikaAbstrak
Penelitian ini mengkaji perbandingan bagaimana disabilitas digambarkan dalam film Miracle In Cell No. 7 versi original dari Korea Selatan dan versi remake Indonesia (2022). Film mencerminkan kondisi sosial dan membentuk pandangan masyarakat tentang disabilitas. Fenomena remake antar budaya sangat menarik untuk dilihat karena nilai serta konteks budaya yang berbeda dapat mengubah cara cerita disampaikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana disabilitas digambarkan dalam kedua versi, mengidentifikasi tanda-tanda dan makna yang terkait, serta membandingkan perubahan makna di antara dua adaptasi tersebut. Penelitian ini menerapkan analisis semiotika dari Ferdinand De Saussure dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan fokus pada penentuan elemen visual, audio (penanda) dan makna yang berhubungan (petanda). Penelitian ini menganalisis adegan tertentu dari kedua film untuk mengeksplorasi bagaimana konteks budaya mempengaruhi representasi disabilitas intelektual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua versi kuat menggambarkan disabilitas intelektual dan membangkitkan empati, namun narasi dan visualnya berbeda. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa representasi disabilitas itu dinamis, dipengaruhi oleh konteks budaya, serta berfungsi sebagai sarana edukasi untuk menumbuhkan kesadaran dan empati.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Wulan Triyeni Ngaddi, Petrus Ana Andung, Abner P. R. Sanga

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.











