Makna Belis Gading Dalam Adat Lamaholot
(Studi Kasus Di Desa Puor,Kecamatan Wulandoni,Kabupaten Lembata)
DOI:
https://doi.org/10.59895/deliberatio.v4i1.292Kata Kunci:
Gading, Pernikahan Adat, Belis Gading, Ukuran, MaknaAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Makna Belis Gading Sesuai Ukuran Dalam Perkawinan Adat Suku Lamaholot. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan metode penelitian studi kasus satuan kajiannya adalah masyarakat suku Lamaholot di Desa Puor yang dipilihdari berbagai latar belakang yang memiliki informasi tentang makna belis Gading sesuai ukuran. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan menggunakan teori Interakasi Simbolik Helbert Blumer, dimana peneliti meneliti di Desa Puor yang merupakan bagian dari suku Lamaholot yang masih memegang erat budaya belis menggunakan Gading. Teknik pengumpulan data wawancara,dokumentasi, dan studi pustaka Hasil penelitian yang ditemukan adalah belis gading sesuai ukuran merupakan hasil adat istiadat setempat yang dipraktikkan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Masyarakat memberi kesan positif pada belis karena mereka yakin belis menunjukkan rasa hormat terhadap perempuan. Selain itu, belis melambangkan ikatan antara laki-laki dan perempuan serta pentingnya ikatan kekeluargaan dan pemberian belis gading dalam status sosial bukan soal jabatan atau status sosial tetapi sesui dengan kemampuan.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Stanis Deri Lamak, Mikhael Rajamuda Bataona , Innosensia E.I. Ndiki Satu
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.