Konstruksi Makna Tradisi Silentium di Seminari Menengah St. Yohanes Paulus II
DOI:
https://doi.org/10.59895/deliberatio.v4i1.302Kata Kunci:
Silentium, Konstruksi Makna, Seminari Menengah St. Yohanes Paulus II, SeminariAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi makna tradisi silentium bagi para seminaris dalam komunitas SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, serta untuk mengetahui motif para seminaris dalam komunitas SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo melakukan tradisi silentium. Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dengan menggunakan teori fenomenologi dan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Silentium dimaknai sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tugas dan kewajiban menjadi seorang seminaris. Kedua silentium dimaknai sebagai waktu khusus untuk para seminaris merefleksikan diri/ menemukan jati diri. Dalam motif “karena”, atau yang disebabkan pada pengalaman masalalu. Berdasarkan hasil penilitian, peneliti melihat adanya kesamaan motif “karena” dari 6 (enam) informan yakni meyakini bahwa silentium merupakan salah satu tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi ciri khas dari sebuah komunitas seminari. sehingga motif pertama yang berorientasi pada masalalu didasari pada menjalani kebiasaan para seminaris sebelumnya. Sedangkan motif “untuk” berorientasi pada masa depan seminaris dalam komunitas SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, melakukan Silentium. Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan, peneliti melihat adanya kesamaan motif “untuk” dari 6 (enam) informan yakni agar terhindar dari hukuman yang diberikan oleh para Formator komunitas.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Maria Etfila Kurnia
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.